dan al Khurs, dengan huruf kho bertitik yang dhommah, sin yang tidak bertitik, dan terkadang diucapkan dengan shod.
dan al I'dzaar, dengan hamzah yang kasroh dan dzal yang bertitik.
dan al Hidzaaq, dengan ha yang tidak bertitik dan dzal yang bertitik.
dan al Ma`dubah, dengan dal yang dhommah dan bisa juga fathah.

(perkataannya : sebagaimana ia membuat, dst)
yakni seperti orang yang membuat undangan, membuat undangan khitan, undangan wiladah (melahirkan), selametan dari sakitnya melahirkan dan kedatangan orang yang safar, undangan khatam al Quran.

(perkataannya : dan kesemuanya)
yakni walimah-walimah itu hukumnya sunnah semuanya sebagaimana hukum memenuhi undangannya.

(faedah) di dalam kitab Fatawa karya al Hafizh as Suyuthi dalam bab walimah
(beliau ditanya) tentang pelaksanaan Maulid Nabi di bulan Robi'ul Awwal, apa hukumnya dari segi syari'at? apakah hal itu terpuji atau tercela? dan apakah pelakunya diberi pahala atau tidak?
beliau berkata : (dan jawabnya) menurut pendapatku bahwasannya hukum asal pelaksanaan Maulid, yang merupakan perkumpulan manusia dan pembacaan yang mudah dari al Quran, riwayat-riwayat hadits yang mengisahkan permulaan sejarah Nabi saw dan kejadian saat kelahiran beliau yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, kemudian menyuguhkan hidangan yang lantas mereka makan lalu pulang, tidak lebih dari itu, merupakan Bid'ah Hasanah (perkara baru yang baik) yang pelakunya diberi pahala, sebab di dalamnya terdapat pengagungan terhadap kedudukan Nabi saw dan menampakkan kebahagiaan (serta kegembiraan atas kelahiran beliau yang mulia)


NB :
settingan terjemah terbalik, harusnya dari ARABIC  ke INDONESIA
dianjurkan untuk melihat FAQ dan panduan FLITTO

semoga membantu